Photobucket
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

10 January 2002

Dollar Buat Persija


DEBUT Persija dalam turnamen bayaran di Hongkong tidak mengecewakan. Dalam pertandingan 4-besar di hari Natal 1974 anak-anak Jakarta berhasil mengantongi 7 ribu dollar (AS) dan gelar runner-up.

Memukul kesebelasan tuan-rumah Seiko 1-0 di hari pertama, Persija dipaksa tunduk di final oleh kesebelasan Korea Selatan 1-3, yang sebelumnya menundukkan South China 3-0. Final antara Korea dan Indonesia itu digambarkan South, China Morning Post sebagai pertandingan yang enak ditonton. Kedua kesebelasan memperlihatkan ciri-cirinya. Fihak Korea berhasil merenggut juara, tapi fihak Indonesia dengan permainan yang cepat dan cerdik, menawan – hati 8.482 penonton Stadion Hongkong.

Sayang sekali, kata koran itu selanjutnya, dalam pertandingan secantik ttu terpaksa diakhiri dengan fihak yang kalah. Kerja Mesin Persija bermain dengan terbuka dan mendemonstrasikan ketrampilan dan keahliannya mengolah bola. Sementara Korea Selatan yang teknis sedikit di bawah lawannya mengimbangi dengan sistim pertahanan ketat dan semangat-juang yang tak pernah kendor sepanfang 90 menit. Kerjasama Indonesia di lapangan tengah amat menyenangkan publik Hongkong.

Pertukaran tempat dan kombinasi membuka serangan selicin kerja mesin. Tapi begitu barisan depan yang dipimpin Junaedi Abdillah dengan ujung tombak Iswadi mendekati daerah gawang, mereka dihadang oleh barisan pertahanan Korea yang bermain mati-matian. Gol pertama Korea terjadi lewat tendangan bebas tak langsung, akibat pelanggaran poroshalang. Oyong Liza dua menit setelah wasit Jim Thorpe membuka pertandingan. Tapi setelah permainan berlangsung 15-menit jalan pertandingan praktis dikuasai pemain-pemain Jakarta. Dua kali Anjasasmara dan Iswadi di babak kedua masing-masing nyaris membobolkan gawang lawan, sementara serangan lawan dua kali berhasil memaksa Raka memungut bola dari dalam jala.

Pada menit-menit terakhir Sofyan Hadi sempat membuat goal balasan. Buat penggemar sepakbola Hongkong, turnamen hari Natal itu merupakan hiburan tahun baru yang bermutu. Kalau ada fihak yang kalah – kata penonton Hongkong – maka fihak tuan rumahlah yang menderita. Bukan saja mereka (Seiko dan South China) tersisihkan, tapi mereka nampaknya harus menombok untuk menutup biaya turnamen.

Tempo 04 Januari 1975

Related Articles :


Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

0 comments:

Post a Comment

TOP.ORG Topsites The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku

FACEBOOK

Find us..

PhotobucketPhotobucketPhotobucket

BANNER

Photobucket Photobucket Photobucket

ADS

 

SETAN OREN Copyright © 2010 SetanOren.blogspot.com is Designed by SetanOren