Nasib kompetisi sepakbola di Indonesia benar-benar sangat bergantung dengan sumber dana dari negara. Upaya-upaya untuk membuat industri sepakbola yang lebih mandiri dan profesional pun menemui banyak kendala besar.
Beberapa klub sudah menjajal untuk melepaskan diri dari bana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Arema Indonesia adalah yang pertama mengklaim sebagai klub profesional dengan melepaskan diri dari APBD.
Tapi, apa lacur, kondisi keuangan juara bertahan Liga Super Indonesia tersebut di musim ini morat-marit. Ini berimbas kepada pembayaran gaji pemain yang sering terlambat dan tentu saja berefek dengan permainan di lapangan.
Melihat fenomena ini, Bernhard Limbong tetap menyatakan bahwa sebuah klub profesional harus bisa mengelola keuangan serta kebutuhan lainnya sendiri. Limbong menginginkan kedepannya, industri sepakbola nasional bisa hidup tanpa harus memakan uang negara.
“Musim 2012 tidak ada APBD buat klub sepakbola. Untuk tingkat professional memang harus demikian bila ingin persepakbolaan termasuk kompetisi bisa maju dan berkembang,” jelas Limbong dalam pertemuannya dengan wartawan di Jakarta, Senin (25/4//2011).
Selanjutnya, Limbong juga mengharapkan tidak ada lagi program naturalisasi dalam tubuh Timnas Indonesia.
“Bagi saya, ke depan nanti tidak ada lagi naturalisasi pemain, mengingat penduduk Indonesia lebih dari 200 juta jiwa. Kalau perlu Timnas dibuat sampai lima atau 10 tim. Natulalisasi merupakan kegagalan kita dalam melaksanakan kompetisi,” lanjut mantan anggota EXCO PSSI ini.
Timnas Indonesia menggunakan program naturalisasi pemain pada turnamen AFF 2010 lalu. Christian Gonzalez yang awalnya warga negara Uruguay, masuk menjadi warga negara Indonesia dan berkesempatan membela Tim Merah-Putih. Sayang, Indonesia tetap gagal menjadi juara setelah kalah dari Malaysia di laga final.
Sumber: OkeZone Related Articles :
0 comments:
Post a Comment