“Dalam proses tersebut, saya jamin tidak ada jadwal pertandingan yang terganggu karena dapat menggunakan stadion lain sepert Ciracas, Sumantri, Tugu, dan Lapangan Banteng,” ucap Ratiyono, Rabu (16/2/2011), saat dihubungi wartawan.
Ia pun kembali menjelaskan bahwa lapangan pengganti Stadion Lebak Bulus akan jauh lebih besar dari sebelumnya yang seluas 4,4 hektar. Pencarian lahan akan dilakukan mulai tahun 2011 dengan pembayaran pembebasan lahan dan penggusuran lahan lama pada tahun anggaran 2012.
Stadion baru mulai dibangun pada tahun 2013 dan estimasinya dapat diselesaikan dalam waktu 2 tahun. Kini, meski sudah tidak lagi menjadi kandang klub “Macan Kemayoran”, Persija Jakarta, Stadion Lebak Bulus masih menjadi tempat latihan atau menggelar kompetisi. Salah satunya, klub Jakarta 1928 yang sudah memesan waktu untuk berlaga di Stadion Lebak Bulus sebanyak 12 kali hingga bulan Oktober 2011 dalam putaran kompetisi LPI.
Selain Jakarta 1928, Stadion Lebak Bulus juga menjadi tempat bagi Sekolah Sepak Bola Union Football Camp (UFC), yang merupakan turunan dari sebuah klub sepak bola tua Union Makes Strength (UMS), serta Sekolah Sepak Bola Villa 2000.
Stadion Lebak Bulus akan segera digusur tahun 2011 ini untuk dialihfungsikan menjadi depo Mass Rapid Transit (MRT). Tidak hanya stadion, nasib Terminal Lebak Bulus juga akan terkena proyek pembebasan lahan untuk pembangunan MRT koridor Selatan-Utara tahap I dengan rute Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang sepanjang 15,2 kilometer dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah). Pemprov menargetkan MRT mulai beroperasi pada akhir 2016.
Sumber: Koranbola.Info Related Articles :
0 comments:
Post a Comment