Pasalnya, PSSI dianggap gagal mengurus organisasinya setelah kisruh kongres pemilihan ketua beberapa waktu lalu. Selain itu, FIFA menilai bahwa campur tangan pemerintah dalam menuntaskan kasus tersebut tak bisa dibenarkan.
Dua alasan formal tersebut, menurut sumber Media Indonesia, sudah cukup kuat untuk membekukan PSSI. Jika dibekukan, minimal dua tahun, Indonesia tidak bisa berpartisipasi dalam kualifikasi Piala Dunia dan Olimpiade.
Di balik keputusan tersebut, PSSI agaknya terjebak dalam perang dua kekuatan besar. Presiden FIFA Joseph S Blatter, dianggap memiliki kepentingan lain dalam sikapnya terhadap PSSI.
Blatter kini sedang bersaing ketat dengan Mohammed Bin Hammam, Ketua Asian Football Confederation (AFC), untuk memperebutkan kursi presiden FIFA pada pemlihan yang akan berlangsung 1 Juni mendatang. Blatter dianggap sengaja menyingkirkan Nurdin Halid yang dianggap bersekutu dengan Bin Hammam. Kekuatan dua kubu yang masih seimbang, membuat perbedaan satu suara sangat berarti.
"Bagi Blatter, menyikat PSSI adalah hal terbaik yang harus dilakukan," ujar sumber di Zurich.
Hal yang harus dilakukan oleh PSSI adalah mengadakan pendekatan ke FIFA. Tak hanya dari pihak Nurdin Halid, tapi juga dari anggota-anggota yang menolak Nurdin. Hal tersebut penting untuk menjelaskan persoalan lebih faktual dan dua arah. "Saat ini teman-teman yang ingin melanjutkan kongres harus mencoba untuk mengadakan lobi-lobi ke Zurich."
Keputusan final mengenai PSSI tampaknya masih harus menunggu rapat Executive Commite FIFA yang akan diadakan pada akhir pekan ini. Di sinilah, kubu Blatter dan Hammam akan saling beradu kekuatan. Apakah PSSI akan dibekukan atau mempertahankan Nurdin Halid sebagai ketua PSSI dan menyetujui penundaan kongres 4 bulan kedepan.
Sumber: Media Indonesia via BolaIndo Related Articles :
0 comments:
Post a Comment