Photobucket
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

22 January 2011

o2 News: Catatan dari Jayapura



Suhu di Wamena dan Jayapura berbeda jauh. Yang satu dingin, yang satu lagi puaaanasshhhh. Beberapa pemain terkena dampaknya. Aliyudin yg pertama. Badannya panas, pusing dan mengalami gangguan pencernaan. Latihan uji lapangan dia udah ga ikutan. Menjelang pertandingan, berjatuhan lagi Oktavianus, Ambrizal dan Leo Saputra. Oktav paling parah sehingga terpaksa tinggal di Hotel ketika pertandingan berjalan, sama seperti Aliyudin. Ambrizal dan Leo berjuang melawan penyakit demi keinginan kuat memperkuat Persija.
Tiba di Jayapura, gw ketemu teman lama yg udah 30 tahun lebih ga ketemu. Malamnya temen SMP gw ini langsung ngajak makan di Ikan Bakar Maros. Ini ikan bakar paling TOB disana. Hampir semua tukang ikan bakar beli ikannya sama mereka. Tempatnya sih di pinggir jalan dan sama seperti tenda2 di Jakarta. Ga lama gw disana, datang lagi rombongan Hamka, Ilham, Samsul, Ismed dan Bepe. Hamka jadi bosnye traktir yang laen. Dari situ gw diajak ke Hotel Grand Pacific yang sedang dibangun. Wuah... pemandangan malam hari Jayapura dari situ terlihat jelas, karena lokasi hotel memang di puncak bukit. Luar biasa... taon depan klo ni hotel udah jadi mending Persija nginep situ aje deh. Hotel temen sendiri pasti korting nih harganye.....

Sehari sebelum pertandingan, gw niat ngajak semua official tuk makan ikan bakar (lagi). Kebetulan coach RD tau persis tempat yg bagus pemandangannya. Namanya "Restoran Bagus Pandang" yang terletak di Bukit Angkasa. Betul banget kalo dibilang Bagus Pandang. Dari situ kita bisa liat pantai di Jayapura lengkap dengan Pelabuhan dan Kapalnya. Bukit dengan tulisan Jayapura City juga tampak dari sana... Wah luar biasa deh pokoknye.... sampe2 lupa kalo makanannya sebetulnya biasa2 aje. Dari situ coach RD ngajak lagi ke tempat jual kelapa muda yg pemandangannya menuju Lautan Pacifik nan luas tanpa ada pulau satupun. Kalo liat gini... siapa bilang Papua itu propinsi pinggiran? Justru merekalah central kehidupan yg masih orisinil di Indonesia...

Partai Persija memang jadi daya tarik tinggi bagi pecinta sepakbola disana. Siang hari mereka sudah memenuhi tribun timur, selatan dan utara. Tinggal tempat kosong di barat dan di atas bukit. Stadion Mandala Jayapura memang dikelilingi bukit kecil yg memungkinkan orang nonton dari atas bukit. Sejak awal Persija hadir, suporter mereka sudah mulai melakukan tindakan yg kurang sportif. Bepe jadi sasaran utama. Kata2 hinaan terus mereka kumandangkan. Mereka sepertinya ga sadar kalo lagu2 yg mereka kumandangkan sepanjang pertandingan, semuanya adalah lagu2 the Jak, kreativitas the Jak....suporter Persija.

Sesuai skenario, Persija tampil dengan formasi 3 (Precious, Bayemi, Tony) - 5 (Ismed, Nasuha, Makor, Samsul, Greg) - 2 (Agu, Bepe). Tiga di belakang untuk mengantisipasi agresifitas Boas dan Zah Rahan. Terbukti strategi ini ampuh. Persipura memang menguasai permainan, namun sulit menembus pertahanan Persija yang cenderung lebih bertahan. Sebetulnya Persija sempat beberapa kali melakukan serangan balasan, namun barisan gelandang Persipura, terutama Wanggai selalu unggul perebutan bola. Putusnya alur bola dari belakang ke depan menyebabkan Persija lebih bamyak tertekan. Tapi disiplin dari para pemain belakang dan gelandang, serta sesekali dibantu oleh Bepe dan Greg, membuat Persipura mulai frustasi dan sering melakukan tendangan2 dari jarak jauh.

Babak kedua, kembali lagi sesuai skenario, Persija tampil dengan formasi 4-4-2. Tony didorong jadi gelandang bertahan berdua Samsul. Sekali lagi strategi jitu. Meski penguasaan bola masih seimbang, tapi serangan kita lebih rapi dan berbahaya. Pembuktian terjadi, Greg menggiring bola dari sayap kiri ke tengah lapangan... tembakan keras dari luar kotak penalti membuat Persija unggul sementara. Permainan jadi lebih seru. Persipura mencoba membalas, namun serangan yg terlalu terburu-buru membuat gol tak kunjung datang. Greg lagi2 memberikan kontribusi positif. Meliuk-liuk melewati beberapa lawan, hingga tinggal berhadapan dengan kiper di sisi kanan gawang lawan. Bola diumpan ke Agu yg berdiri bebas.... masuk. Namun keanehan terjadi, Asisten Wasit 1 mengangkat bendera dan mengatakan klo bola Greg sudah keluar lapangan. Aneh? Kenapa bendera diangkat setelah Agu menerima umpan? Kenapa kiper lawan begitu serius menghadang Greg?

Pertandingan jadi kacau, wasit terus mengeluarkan keputusan merugikan Persija. Dalam suatu kesempatan, 2 pemain Persipura mencoba menahan laju gelandang kita.... pelanggaran.... tapi untuk Persipura ?!!!. Persis sedikit di luar kotak penalti Persija. Tendangan bebas menyusur tanah dari Boas melaju deras ke gawang Persija. Draw 1-1. Pertandingan makin memanas, apalagi hujan lemparan botol air mineral terus menerpa bangku cadangan Persija. Sapuan Nasuha menyentuh badan pemain lawan, tapi penjuru untuk Persipura. Lagi-lagi Nasuha mencoba menyapu bola tapi malah melambung liar menuju gawang Persija. Terjadi kemelut dan Boas bisa memanfaatkan situasi..... 1-2. Peluit panjang berbunyi dan Persija terpaksa menelan pil pahit tidak mampu bawa poin dari tur Papua.

Kekecewaan tampak terjadi di ruang ganti. Cacian terhadap wasit, desakan tuk protes, serta ancaman pindah ke LPI sempat keluar dari mulut2 penuh amarah. Tapi semua harus disikapi dengan tenang, keputusan sembrono malah bisa menimbulkan hasil yg lebih buruk. Gw sempat komunikasi dengan Pak Andi Darussalam dan menyatakan kecewa dengan kinerja wasit2 selama di Papua. Beliau berjanji akan menindak lanjutin hal ini. Kita liat saja nanti. Sementara pertandingan berat ini membuat beberapa pemain Persija mengalami cedera ringan. Greg engkelnya, Marjuki juga engkel ketika pemanasan. Bayemi nyeri otot paha kanan.

Di Jayapura sulit sekali bikin o2 news. Sinyal disana kecil sekali sehingga lambat kalo buka fesbuk. Daripada bengong sedih mending gw jalan keluar....lagi-lagi wisata kuliner. Kali ini bareng Bepe, Ismed dan Agus Indra. Meski baru aja mengalami kekalahan, tapi ketiga pemain ini tetap menggunakan kaos Persija untuk makan di luar. Tempat yg dipilih kali ini rumah makan makasar di pinggir laut. Karena malam hari, yg bisa diliat cuma lampu2 aje. Tapi ada yg unik. Ada beberapa penyelam tradisional yang menyelam di sekitar tempat kita makan untuk mencari ikan.

Persija pulang keesokan paginya dengan pesawat Lion. Saat transit di Makasar, 4 pemain kita : Ilham, Samsul, Agus Indra dan Roni Tri pisah tuk pulang ke kampungnya masing2. Tiba di Jakarta siang hari dan Ambriza serta Oktaf juga lanjut naek pesawat lagi menuju Pekanbaru dan Jambi. Persija memang meliburkan latihan selama 2 hari. Minggu sore tim akan gabung lagi tuk latian sore di Stadion Ciracas.

Berita menyedihkan datang dari Jakarta. Stadion Petak Sinkian, stadion tertua di Jakarta milik Klub UMS mengalami nasib sama seperti Stadion Menteng.... tergusur. Stadion yang pernah menghasilkan nama2 tenar seperti : Djamiat Dhalhar, Surya Lesmana, Warta Kusuma, Endang Tirtana, hingga Yudo Hadianto. Padahal tanggal 22 September 2006, Menpora H. Adyaksa Daud meresmikan stadion ini sebagai LAPANGAN SEPAKBOLA ABADI. Lalu akan kemana para siswa klub UMS (Union Makes Strength) akan berlatih?

Sumber: Notes BUNG FERRY (o2 News ,Jumat, 21 Januari 2011)

Related Articles :


Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

0 comments:

Post a Comment

TOP.ORG Topsites The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku

FACEBOOK

Find us..

PhotobucketPhotobucketPhotobucket

BANNER

Photobucket Photobucket Photobucket

ADS

 

SETAN OREN Copyright © 2010 SetanOren.blogspot.com is Designed by SetanOren